Shalat witir boleh dikerjakan setelah shalat Isya hingga terbit fajar. Dan waktu yang lebih utama adalah dikerjakan pada sepertiga malam terakhir.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata “Setiap malam Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam mengerjakan shalat witir, baik di awal, pertengahan, dan akhir malam, dan beliu menyelesaikan shalat witirnya hingga waktu sahur.” (HR. Bukhari)
Namun demikian, jika engkau khawatir tidak bisa bangun di akhir malam untuk mengerjakan shalat witir, maka jangan tidur sebelum mengerjakan shalat witir di awal malam.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bertanya kepada Abu Bakar, “Kapan engkau mengerjakan shalat witir?” Ia menjawab, “Aju mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” Beliau kemudian bertanya kepada ‘Umar, “Kapan engkau mengerjakan shalat witir?” Ia menjawab, “Aku tidur terlebih dahulu, lalu mengerjakan shalat witir.” Kemudian beliau berdabda kepada Abu Bakar, “Engkau telah melakukannya dengan hati-hati,” dan bersabda kepada ‘Umar, “Engkau melakukannya dengan kekuatan.” (HR. Abu Daud)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Waktu dan Rakaat Shalat Witir, Source: Photo by Alena D Pexels
Shalat witir adalah shalat sunnah muakkadah yang sangat ditekankan setiap malam. Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah adalah ganjil (tunggal) yang mencintai witir.” (HR. Bukhari Muslim)
Beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda:
“Jadikanlah pada akhir shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari Muslim)
Dibolehkan bagimu mengerjakan shalat witir setelah shalat malam sebanyak, satu, tiga, lima, tujuh, atau sembilan rakaat. Cara mengerjakan shalat witir boleh dengan salah satu di antara sebelas cara berikut:
Mengerjakan shalat malam dua rakaat dua rakaat, kemudian mengerjakan shalat witir satu rakaat dengan satu tasyahud dan salam.
Cara ini berdasarkan hadits dari Ibnu ‘Umar bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat. Jika salah seorang di antara kalian khawatir akan masuknya waktu Subuh, hendaklah ia mengerjakan satu rakaat shalat Witir sebagai penutup shalat sebelumnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Waktu dan Rakaat Shalat Witir, Source: Photo by Michael B Pexels
Mengerjakan shalat witir dengan dua kali tasyahu dan satu salam. Yaitu dengan cara mengerjakan semua rakaatnya dan tidak duduk tasyahud kecuali pada rakaat sebelum rakaat terakhir. Kemudian berdiri mengerjakan rakaat terakhir dan bertasyahud akhir, lalu salam.
Mengerjakan semua rakaat shalat witir dengan satu kali tasyahud dan salam pada rakaat terakhir. Diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa, “Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam biasa mengerjakan shalat malam tiga belas rakaat. Lima rakaat di antaranya adalah shalat witir, dan beliau tidak duduk kecuali pada rakaat terakhir.” (HR. Muslim)
Apakah sebelum shalat witir disyariatkan mengerjakan shalat dengan jumlah rakaat genap? Menurut zhahirnya tidaklah disyaratkan. Artinya, boleh hanya dengan mengerjakan satu rakaat witir tanpa didahului shalat yang jumlah rakaatnya genap. Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Aisyah, ia berkata, “Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam biasa mengerjakan shalat, sedangkan aku tidur di atas Kasur. Jika beliau hendak mengerjakan shalat Witir, beliau membangunkanku, kemudian aku mengerjakan shalat witir.” (HR. Bukhari Muslim)
Secara zhahir, ‘Aisyah tidak mengerjakan shalat sebelum witir.
Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 155-157.
Thumbnail Source: Photo by Katerina Unsplash
Artikel Terkait:
Shalat Istisqa