Tazkiyatun nafs adalahi usaha untuk memperbaiki jiwa dan mensucikannya melalui jalan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, serta mengerjakan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan bahwa makna tazkiyatun nafs adalah meyakini bahwa Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā selalu bersamanya dimanapun ia berada.
Adapun sesuai manhaj Nabawi, tazkiyatun nafs dapat dicapai dengan berbagai macam ibadah kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā. Di antara ibadah yang dianjurkan oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā sebagai usaha untuk tazkiyatun nafs adalah:
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Wasilah Tazkiyatun Nafs, Source: Photo by Agrobacter Istock
Merealisasikan tauhid merupakan jalan terbesar dan terpenting untuk tazkiyatun nafs. Hal ini sebagaimana firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ (6) الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (7)
Artinya:
“Katakanlah: ‘Bahwasannya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasannya Rabb kamu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya, dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukanNya, yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya kehidupan akhirat’.” (QS. Fushshilat: 6-7)
Para ahli tafsir dari kalangan salaf maupun orang-orang sesudahnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata zakat dalam ayat di atas adalah tauhid yaitu syahadat Laa Ilaaha Illallah dan iman yang dengannya hati menjadi bersih. Karena tauhid itu menolak adanya Tuhan dan sesembahan selain Allah dari hati. Yang demikian itu merupakan pangkan kesucian. Adapun penetapan uluhiyah Allah dalam hati, ialah pangkal hidup dan berkembangnya hati.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Wasilah Tazkiyatun Nafs, Source: Photo by Alena D Pexels
Shalat juga merupakan jalan untuk dapat tercapainya tazkiyatun nafs. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, yang artinya:
“Beritahukanlah kepadaku seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang kamu. Lalu ia mandi di dalamnya setiap hari lima kali, apa pendapatmu, apakah ia masih menyisakan kotoran padanya? Mereka menjawab, ‘Dia tentu tidak menyisakan sedikitpun dari kotorannya.’ Beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam kemudian bersabda, ‘Demikian itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa’.” (HR. Bukhari)
Persamaan dari perumpamaan tadi ialah sebagaimana ia ternodai dengan kotoran-kotoran yang bersifat materi di pakaian dan badannya. Dan hal itu dapat disucikan oleh air yang melimpah. Demikian juga shalat lima waktu, ia membersihkan pelakunya dari noda-noda dan dosa hingga tak tersisa sedikitpun.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Wasilah Tazkiyatun Nafs, Source: Photo by Sirclo Image
Di antara ibadah yang dianjurkan untuk tazkiyatun nafs adalah bersedekah. Hal ini sebagaimana firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (103)
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu, kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)
Ibnu Taimiyah di dalam Majmu Fatawa, berkata:
Sesungguhnya zakat (sedekah) itu mengharuskan adanya thaharah. Firman Allah “Khudz min amwalihim shadaqatan tuthahiruhum” adalah membersihkan dari keburukan-keburukan, sedangkan “wa tuzakkiihim” adalah menyucikan dengan amal-amal kebajikan. Firman Allah “Khudz min amwalihim shadaqatan” menunjukkan bahwa amal kebajikan itu bisa men-tathir (membersihkan) dan men-tazkiyah (menyucikan) jiwa dari dosa-dosa yang telah lalu, karena firman tersebut diucapkan setelah firman-Nya “Dan ada pula orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka”. Jadi taubat dan amal shalih merupakan tangga untuk menggapai tathir dan tazkiyah.
Thumbnail Source: Photo by Istock
Artikel Terkait:
Urgensi Tazkiyatun Nafs