Zakat adalah bagian dengan ukuran tertentu yang dikeluarkan dari harta tertentu, waktu tertentu, dan diserahkan kepada orang-orang yang telah ditentukan.
Bagian dari harta yang dikeluarkan ini dinamakan zakat karena ia akan menambah keberkahan dari harta yang dikeluarkan zakatnya, melindunginya dari malapetaka dan mensucikan jiwa orang yang mengeluarkannya, sebagaimana Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Zakat dan Kedudukannya, Source: Photo by Google Image
Zakat juga termasuk salah satu dari lima rukun Islam, sabagaimana Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ ، شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ ، وَحَجِّ البَيْتِ
Artinya:
“Islam ini dibangun atas lima pondasi, ‘Syahadat bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah (dengan benar) kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan nai haji ke Baitullah.” (HR. Bukhari Muslim)
Zakat selalu digandengkan dengan shalat di 82 ayat dalam Alquran. Dan Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā telah mewajibkannya berdasarkan Alquran, Sunnah Rasul-Nya, dan ijma’ umatnya.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Zakat dan Kedudukannya, Source: Photo by Google Image
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā memberikan ancaman kepada orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat. Ancaman ini Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā sampaikan melalui firman-Nya di dalam Alquran dan juga melalui sabda Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34) يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ (35)
Artinya:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu dibakarnya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, ‘Inilah harta benda yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan.’” (QS. At-Taubah: 34-35)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Zakat dan Kedudukannya, Source: Photo by Google Image
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam juga mengingatkan tentang ancaman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā kepada orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakatnya. Dari Abu Hurairah Raḍiallāhu ‘Anhu, dari Rasulullah Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda:
“Barangsiapa diberi harta oleh Allah lalu ia tidak menunaikan zakatnya, maka hartanya akan dijelmakan kepadanya pada hari kiamat dalam bentuk seekor ular bertanduk yang memiliki dua bisa dan akan dikalungkan kepadanya pada hari kiamat. Kemudian ular itu akan membuka mulutnya (yakni menggigit dengan dua tulang rahangnya) sambil berkata, ‘Aku adalah hartamu, aku simpananmu.’”
Kemudian beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam membaca ayat:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (180)
Artinya:
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan yang ada di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali-Imran: 180)
Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 263-265.
Thumbnail Source: Photo by AWS Image
Artikel Terkait:
Keutamaan Berqurban