Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Zakat Perhiasan

Bina-Qurani-Zakat-Perhiasan
Zakat Perhiasan

Harta yang dikeluarkan untuk zakat, akan menambah keberkahan dari harta yang telah dikeluarkan, melindungi dari malapetaka dan mensucikan jiwa orang yang mengeluarkannya. Zakat merupakan salah satu dari rukum Islam yang menganjurkan kaum muslimin untuk mengeluarkan sebagian harta yang dimilikinya untuk mensucikan jiwa dan harta yang dimilikinya.

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ

Artinya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103)

Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ ، شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ ، وَحَجِّ البَيْتِ

Artinya:

“Islam ini dibangun atas lima pondasi, ‘Syahadat bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah (dengan benar) kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan nai haji ke Baitullah.” (HR. Bukhari Muslim)

Bina-Qurani-Zakat-Perhiasan

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Zakat Perhiasan, Source: Photo by Pixabay Pexels

Hukum Zakat Perhiasan Emas dan Perak

Para ulama berselisih pendapat tentang hukum mengeluarkan zakat perhiasan emas dan perak ini. Adapun pendapat yang paling kuat dari sisi dalil dan lebih berhati-hati adalah diwajibkan mengeluarkan zakat perhiasan emas dan perak jika telah mencapai nishab dan telah berlalu satu haul, baik disimpan maupun dipakai.

Hal ini berdasarkan beberapa dalil berikut:

1. Keumuman Firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34)

Artinya:

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34)

Ibnu Umar berkata, “Harta yang dikeluarkan zakatnya bukanlah harta simpanan meskipun di bawah tujuh bumi, dan harta yang tidak dikeluarkan zakatnya adalah harta yang disimpan.”

2. Keumuman Hadits Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam tentang Perintah Zakat

Dalil lain yang menjadi dasar mengeluarkan zakat perhiasan emas dan perak adalah keumuman hadits-hadits dari Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam tentang perintah mengeluarkan zakat.

Di antara sabda beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam adalah:

“Tidaklah seseorang memiliki emas, kemudian ia tidak menunaikan zakatnya, melainkan Allah akan menjadikan baginya lempengan dari api yang digunakan untuk menyetrika tubuhnya pada hari kiamat.” (HR. Muslim)

Bina-Qurani-Zakat-Perhiasan

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Zakat Perhiasan, Source: Photo by Pixabay Pexels

3. Hadits Khusus yang Mewajibkan Zakat Perhiasan Emas dan Perak

Hadits-hadits yang khusus menjelaskan tentang kewajiban zakat perhiasan dan ancaman keras bagi mereka yang tidak mengeluarkannya. Di antara hadit-hadits tersebut adalah:

Hadits ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa seorang wanita mendatangi Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam dengan membawa anak wanitanya yang mengenakan dua gelang besar dari emas di tangannya, maka beliau berkata kepadanya:

“Apakah engkau mengeluarkan zakat barang ini?” Dia menjawab, “Tidak.” Maka Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sukakah engkau jika Allah memakaikan padamu dengan keduanya pada hari kiamat, yaitu dua gelang dari api?” Perawi mengatakan, “Ia pu melepaskan keduanya lalu memberikannya kepada Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam sambil berkata, “Keduanya untuk Allah Subḥānahu Wa Ta’ālādan Rasulnya.” (HR. Abu Daud)

Kemudian hadits dari Ummu Salamah, ia berkata, “Dahulu aku mengenakan perhiasan dari emas. Kemudian aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah ini harta simpanan?’ Beliau menjawab, ‘Jika zakatnya telah ditunaikan, maka ia tidak termasuk harta simpanan.’” (HR. Abu Daud)

4. Atsar Sahabat

Atsar yang berasal dari sebagian sahabat mengenai zakat, seperti:

Atsar dari Ibnu Mas’ud, bahwa seorang wanita bertanya kepadanya tentang zakat perhiasan. Maka ia menjawab, “Apabila mencapai 200 dirham, maka keluarkanlah zakatnya.” Wanita tersebut berkata, “Aku memiliki sebagian anak yatim di rumahku, apakah aku boleh memberikannya kepada mereka?” Ia menjawab, “Boleh.”

Kemudian atsar dari ‘Aisyah Raḍiallāhu ‘Anhā, ia berkata, “Tidak mengapa mengenakan perhiasan jika zakatnya ditunaikan.”

Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 267-269.

Thumbnail Source: Photo by Axecop Pexels

Artikel Terkait:
Orang yang Berhak Menerima Zakat

TAGS
#ihlas beramal #ikhlas beramal shalih #ikhlas beramal #ikhlas dalam beramal #ikhlas dalam beribadah #ikhlas ketika shalat #ikhlas #kiat-kiat ikhlas #niat yang ikhlas #pengertian ikhlas #pentingnya ikhlas beramal #urgensi ikhlas dalam islam
© 2021 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login