Apa dan di manakah kebahagiaan itu – Semua orang yang hidup di dunia ini tentu ingin mendapat serta merasakan kebahagiaan. Bahkan kebahagiaan juga sering dijadikan sebagai tujuan hidup setiap orang. Lalu yang jadi pertanyaannya apa dan dimanakah kebahagiaan itu?
Di Manakah Kebahagiaan Itu?
Orang sakit mengatakan bahagia ada pada kesehatan, namun bagi orang yang sehat tapi miskin berkata bahagia ada pada harta dan kekayaan. Sedangkan orang yang sehat fisiknya lagi kaya harta realitanya banyak yang stres bahkan ada juga yang sampai bunuh diri karena tak bahagia.
Seorang pemuda lajang berkeyakinan bahagia ada setelah menikah. Namun, orang yang telah menikah menyatakan bahagia ada ketika sudah dikaruniai seorang anak. Sedangkan orang yang sudah menikah serta telah punya anak, banyak juga yang merasa tidak bahagia.
Orang yang rindu menyampaikan bahagia ada pada pertemuan yang ia dambakan. Orang yang terkenal lagi populer mengatakan bahagia ada pada kondisi sepi tanpa bertemu banyak orang. Pengangguran berkeyakinan bahagia ada pada saat dapat pekerjaan. Orang yang sibuk bekerja justru yakin bahwa bahagia ada pada saat santai tanpa bekerja. Lalu yang jadi pertanyaannya apa dan dimanakah kebahagiaan itu?
Definisi Kebahagiaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kebahagiaan adalah kesenangan dan ketentraman hidup yang bersifat lahir maupun batin. Jadi kebahagiaan bukan hanya dilihat dari sisi lahir atau yang tampak saja, tetapi isi batinnya juga harus berkesesuaian. Oleh karenanya kebahagiaan tak dapat diukur hanya dengan sudut pandang kondisi yang terlihat saja. Tetapi hati atau perasaan seseorang tersebut juga harus manjadi acuan tolak ukurnya.
Dengan demikian kebahagiaan itu harus menimbulkan ketentraman serta ketenangan di dalam hati. Sebanyak apapun harta seseorang, tapi tatkala ia dapat dengan cara yang tidak benar seperti dari hasil korupsi, merampok, menipu dan semisalnya maka harta itu akan menimbulkan kegelisahan dan itu bukanlah kebahagiaan.
Begitu juga dengan kenikmatan dan kesenangan dunia lainnya, jika itu tidak menimbulkan ketentraman serta ketenangan dalam hati maka itu bukanlah kebahagiaan. Apalagi jika kesenangan tersebut diselimuti dengan kegelisahan dan kegundahan maka sudah barang tentu itu bukanlah sebuah kebahagiaan.
Hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya itu sifatnya cenderung stabil dan berkepanjangan. Jadi jika kebahagiaan itu sesaat dan cepat berlalu maka itu bukanlah kebahagiaan hakiki, melainkan kesenangan semu semata. Terutama bagi seorang muslim tentu orientasinya bukan hanya kebahagiaan di dunia yang sifatnya sementara. Tetapi juga fokus untuk meraih kebahagiaan di akhirat yang kekal selamanya. Berkenaan dengan ini Allah Subḥānahu WaTa’ālā berfirman:
Surah Hud Ayat 108
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu mengendaki (yang lain). Sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (Q.S. Hud: 108)
Sebanyak apapun harta yang kita miliki, setinggi apapun jabatan yang ada, setenar apapun kita hidup di dunia, maka itu hanya sementara. Jadi pada hakikatnya semua kesenangan dunia yang tidak ditujukan untuk meraih kebahagiaan di akhirat maka sifatnya hanya sementara dan akan berlalu.
Oleh karena itu, semoga kita semua termasuk bagian dari orang-orang yang berbahagia. Orang-orang yang hatinya senantiasa diisi dengan ketentraman serta ketenangan. Yang dapat memilih lagi mampu membedakan antara kesenangan semu dan kebahagiaan hakiki. Serta menjadi bagian dari golongan orang yang meraih kebahagiaan di dunia serta di akhirat kelak.
Baca Juga | Inspiring Articles Bina Qurani