Doa Iftitah adalah salah satu bacaan yang wajib untuk dibaca ketika memulai shalat. Bacaan ini memiliki makna penting dan merupakan bagian dari sunnah Rasulullah SAW. Dalam artikel ini, kita akan membahas bacaan doa Iftitah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW serta bagaimana cara membacanya.
Pengertian Doa Iftitah
Doa Iftitah adalah doa yang dibaca sebelum memulai bacaan Al-Fatihah dalam shalat. Doa ini dibaca untuk memulai ibadah dengan penuh khusyuk dan penghayatan. Sesuai sunnah Rasulullah SAW, bacaan doa ini memiliki makna yang dalam.
Sunnah membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram sebelum mambaca surat al-Fatihah. Banyak sekali pilihan doa iftitah yang dapat dibaca ketika shalat, di antaranya adalah sebagai berikut:
Bacaan 1
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi maupun sore.” (HR. Muslim)
Bacaan 2
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفاً مُسْلِماً وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبّ العالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وأنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Aku menghadap kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus dan aku tidak tergolong orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalat, ibadah dan hidup serta matiku adalah untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan karena itu, aku diperintah dan aku termasuk orang-orang muslim.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Bacaan 3
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau.” (HR. Abu Dawud)
Bacaan di atas mencerminkan pengakuan akan keagungan Allah SWT dan merupakan bagian dari sunnah Rasulullah SAW yang dianjurkan untuk dibaca dalam setiap shalat.
Bacaan 4
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Yang artinya: “Ya Allah, jauhkan antara diriku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan aku dari dosa-dosaku sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari dosa-dosaku dengan es, air, dan embun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bacaan 5
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ.
“Allah Maha Besar (3x).” (Kitab al-Umm Imam Syafii)
Dengan memahami dan melaksanakan bacaan doa Iftitah sesuai sunnah Rasulullah SAW, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga artikel ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman kita tentang bacaan doa dalam shalat.
Mambaca Surat Al-Fatihah
Diwajibkan membaca surat al-Fatihah setelah takbīratul iḥrām dan mambaca doa iftitāḥ. Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik bahwa Nabi, Abu Bakar, dan Umar, mereka semua memulai shalat dengan mambaca Alḥamdulillāhi Rabbil ‘Ālamīn.
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
‘Ubādah bin Ṣāmit Raḍiallāhu ‘Anhu meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca surat al-Fatihah.” (HR. Bukhari)
Disunahkan membaca Āmīn setelah membaca surat Alfatihah. Hal ini berdasarkan hadis Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila imam mengucapkan āmīn maka ucapkanlah āmīn. Karena sesungguhnya barangsiapa yang ucapan āmīn-nya bersamaan dengan ucapan āmīn malaikat maka dosanya yang telah lalu diampuni.” (HR. Bukhari)
Membaca Surat Pilihan Setelah Al-Fatihah
Disunahkan membaca surat lain selain surat al-Fatihah pada dua rakaat pertama. Hal tersebut berdasarkan hadis riwayat Bukhari dari Abu Qatadah bahwa Nabi Muhammad SAW membaca al-Fatihah dan surat lainnya pada dua rakaat pertama shalat Zuhur dan shalat Ashar.