Inspiring Articles
BQ Islamic Boarding School

Mencari Solusi Terbaik Mengatasi Pelanggaran Santri Tanpa Hukuman Fisik

Prestasi-Siswa-Bina-Qurani-islamic-school

Penerimaan Peserta Didik Baru 2025-2026

BQ Islamic Boarding School Kota Bogor

Mencari solusi terbaik untuk mengatasi pelanggaran santri adalah tantangan yang dihadapi banyak pesantren. Hukuman fisik di pesantren masih menjadi perdebatan hangat. Alternatif pendidikan karakter tanpa kekerasan semakin diminati. Namun apa saja metode efektif mendisiplinkan santri tanpa hukuman fisik, serta dampak positifnya terhadap perkembangan psikologis peserta didik.

Mendidik Tanpa Hukuman Fisik

Di Era modern ini masih relevankah hukuman fisik dalam mendidik santri? Pertanyaan ini terus menjadi perdebatan hangat di kalangan pendidik dan orang tua. Seiring berkembangnya zaman, semakin banyak yang menyuarakan pentingnya pendidikan karakter tanpa kekerasan. Sebagai pendidik di dalam satuan pendidikan yang berbasis pesantren islamic boarding school, kita harus dapat membedakan antara hukuman dengan pembinaan. Hukuman yang sifatnya fisik itu dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis hukuman dari pelanggaran. Namun hukuman yang sifatnya adalah menulis hadits, bakti sosial, membaca kitab atau yang sejenisnya dikategorikan sebagai bentuk pembinaan agar santri merasa bukan hanya dihukum tapi juga dibina. Hukuman dalam perspektif islam konsepnya adalah (keras) sehingga dapat memberikan efek jera seperti akibatnya adalah balasan masuk ke dalam neraka. Hukuman dalam perspektif islam yang keras itu supaya manusia berpikir ketika melakukan pelanggaran maka harus siap dengan konsekuensinya.

Pendidikan Karakter Bina Qurani Islamic Boarding School

Jenis-jenis pelanggaran sejatinya terbagi menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah jenis pelanggaran yang sifatnya ringan tanpa melanggar syariat dan hukuman berat yang masuk dalam kategori melanggar syariat islam. Sebagai konsekuensi logis dari pelangggaran itu maka perlu menetapkan hukuman yang layak atas pelanggaran tersebut. Sehingga bentuk hukuman tidak dapat dihilangkan begitu saja tanpa ada perbaikan atau pembinaan.

Praktik hukuman fisik di pesantren telah lama menjadi perdebatan. Meskipun memberikan efek jera instan, metode ini justru menimbulkan dampak negatif seperti trauma psikologis dan kerusakan hubungan. Alternatif pendidikan karakter seperti hukuman non-fisik yang lebih manusiawi dan efektif mulai ditrapkan. Metode ini, seperti pencabutan hak atau tugas tambahan, tidak hanya mengajarkan tanggung jawab namun juga memperkuat nilai-nilai agama.

Perlu diingat bahwa setiap anak itu berbeda, Metode yang efektif untuk satu anak belum tentu efektif untuk anak lainnya. Sehingga konsistensi sangat penting dalam menetapkan hukuman baik fisik maupun non-fisik, harus dilakukan secara konsisten agar lebih efektif dengan bepedoman pada kasih sayang merupakan kunci, semua bentuk pendidikan harus didasari pada kasih sayang dan perhatian terhadap peserta didik. Berikut adalah jenis-jenis hukuman yang paling banyak beredar di dalam satuan pendidikan:

  • Hukuman Fisik

Hukuman fisik sepertiMenampar, Memukul & Menjewer; dampak negatifnya adalah Trauma psikologis, menimbulkan kekerasan, merusak hubungan, bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dampak positif dari hukuman fisik dapat membuat efek jera instan, mencegah pengulangan kesalahan.

  • Hukuman Non-fisik

Membangun pendidikan karakter, kedisiplinan santri, pencabutan hak, tugas tambahan, isolasi sosial; dampak negatifnya adalah tidak efektif jika tidak konsisten, membuat anak merasa diabaikan. Sedangkan dampak positifnya Mengajarkan tanggung jawab, meningkatkan kesadaran dan memperkuat aturan.

Hukuman atas pelanggaran tidak dapat dihilangkan tanpa ada konsekuensi yang diperoleh atas pelanggaran tersebut. Sebagai alternatif hukuman positif sebagai metode terbaik dalam pembinaan dan pengawasan terhadap peserta didik diantaranya adalah:

  1. Dialog: Membicarakan kesalahan yang dilakukan secara terbuka dan mencari solusi bersama.
  2. Pemberian tugas: Memberikan tugas tambahan yang berkaitan dengan kesalahan yang dilakukan.
  3. Pelatihan keterampilan: Melatih keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk mengatasi masalah.
  4. Pembinaan kelompok: Membentuk kelompok diskusi atau bimbingan untuk membahas masalah bersama.
  5. Sistem poin: Memberikan poin atau reward bagi perilaku positif dan mengurangi poin bagi perilaku negatif.

Mencari Solusi Terbaik Mengatasi Pelanggaran Santri Tanpa Hukuman Fisik

Kemudian jika hukuman tersebut dihilangkan maka akan lahir santri yang susah diatur, mengapa? Menurut pakar pembinaan santri lebih dari 90+ pesantren Hodam Wijaya, S.Pd., MPP. Mengungkapkan bahwa,

“Kita tidak akan bisa mengendalikan dengan cara papaun kecuali dengan hukuman. Ketika santri sudah dididik dan dibina kemudian melanggar, maka sebagai pendidik mempunyai hak untuk menghukum, akan tetapi jika santri belum diberikan pendidikannya kemudian melakukan pelanggaran, maka kesalahan tersebut bukan dari santri melainkan dari diri kita sebagai pendidik. Sehingga jika kesalahan terdapat dalam diri kita yang belum mengajarkan pendidikan kepada santri maka kita harus melakukan pendidikan itu terlebih dahulu kemudian memberikan pembinaan dan pengarahan dengan cara yang baik.”

Pendekatan Preventif

Lantas bagaimana mencari solusi terbaik untuk mengatasi pelanggaran santri? Solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah dengan melakukan pendekatan preventif dengan cara penguatan nilai-nilai agama, pendidikan karakter, pendidikan lingkungan serta melakukan komunikasi yang baik dan terbuka. Kemudian melakukan pendekatan korektif dengan cara dialog yang konstruktif, memberikan hukuman Non-fisik yang efektif, melalukan pembinaan intensif serta memberikan program rehabilitasi untuk membantu santri mengatasi masalah yang mendasarinya.

Untuk dapat mencari solusi dari masalah yang dihadapi, semua pihak berperan aktif dalam kesuksesan pembinaan peserta didik. Peran kepesantrenan sebagai pimpinan dalam pengasuhan santri memberikan teladan yang baik, guru dan staff, orang tua serta santri itu sendiri harus memiliki kesadaran akan tanggung jawab dan berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang positif.

Hukuman bagi santri yang melakukan pelanggaran terhadap perintah yang sudah ditetapkan baik dari satuan pendidikan atau dari syariat islam tidak bisa sepenuhnya dihilangkan. Karena jika dihilangkan akan berdampak pada pelanggaran-pelanggaran lainnya, baik dari pelanggaran ringan hingga pelanggaran berat yang sudah ditetapkan porsi dan jenis pelanggarannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan adanya ketetapan hukuman yang berlaku bagi santri diharapkan akan memunculkan santri yang berkualitas, berbudi pekerti luhur dan memiliki adab sopan dan santun sesuai dengan jati diri santri Indonesia yang dapat berjihad bagi santri itu sendiri dan jihad untuk negeri.

Mamduh-Hafidz-Quran-Bina-Qurani-Islamic-Boarding-School
Nilai Pendidikan Nabi Muhammad SAW yang Masih Relevan di Era Modern

Kurikulum Inti BQ Islamic Boarding School

BQ Islamic Boarding School mengintegrasikan antara kurikulum Dinas Pendidikan & Kurikulum Inti Bina Qurani. Yaitu Tahfidz ...

Belajar Berkualitas dengan Fasilitas Berkelas

BQ Islamic Boarding School mengintegrasikan antara kurikulum Dinas Pendidikan & Kurikulum Inti Bina Qurani. Yaitu Tahfidz ...

Info Pendaftaran

Download Profil

© 2024 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved